Masih seperti dulu. Jejak kita telah menyatu dalam retakan-retakan jalan yang kita lalui. Sesekali aku lewati dan mengenangnya. Suara sendu dan tertawamu, bahkan a
Bahkan air matamu. Jika di perempatan waktu kita tak bertemu. Mungkin cinta kita tak akan saling bertamu. Tapi puisi ini hanya bisa aku tulis di sini. Puisi yang kusembunyikan dari kata rasa rindu.
Dahulu kau pernah berkata. Waktu terus berputar, dan pertemuan akan bertemu akhirnya. Tahukah kamu?... Semenjak itu aku lebih sering menangis dari pada tertawa. Hingga saat kini tiba. Dan cerita kita menjadi dongeng yang takn akan ada yang percaya. A