Tak saling bicara dan berjumpa Namun, sesekali hinggap di atap yang sama Berbicara tapi enggan menaruh harap Kita dua insan yang berbeda Apakah berharap bisa bersanding di masa depan Atau hanya aku sang pujangga Wahai pencipta langit dan bumi Apakah mungkin mahluk yang tidak saling berbincang lagi akan bersatu dikemudian hari Bagai langit dan bumi, tak berbicara namun saling melengkapi Ataukah bagai air dan minyak, tidak mampu bersatu Jika Engkau izinkan, biarkan kami bertemu kembali ...
Setelah mimpi dan harapan berada di atas kepala
Sang Pujangga ~
Kalimat itu datang Setelah kau melihat Tidak! Semua itu tak nyata. Bukan hubungan antar manusia yang kerap sementara Bukan! Hanya kedua insan yang mampu bersanding hingga tua Itulah realitas Kau anggap tidak ada lagi jalan menuju Roma Andai kau tahu Roma tak pandai bersembunyi Jalan itu ada di depanmu Di atas mimpi dan harapanku